RESUME
RISALAH PERGERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN 2
(Oleh Taufiq Alfatih)
Risalah Jihad
Allah telah mewajibkan jihad secara tegas kepada setiap muslim. Tidak ada
alasan bagi uamt Islam untuk meniggalkan kewajiban ini. Islam mendorong umatnya
untuk berjihad dan melipatgandakan pahala orang-orang yang berpartisipasi di
dalamnya, apalagi yang mati syahid. Tidak ada yang mampu menandingi dalam
besarnya pahala, kecuali orang-orang yang mengikuti jejak mereka di medan
jihad.
Allah
mengecam orang-orang yang tidak turut dalam jihad dengan ancaman siksa yang
sangat pedih. Allah menghinakan mereka dengan berbagai gelar dan sebutan buruk,
menganggap mereka pengecut, pemalas, lemah, dan tertinggal di belakang.
Sangat
banyak ayat Al-Qur’an dan sunah Rasul saw.yang membicarakan seputar urusan yang
mulia ini. Dalili-dalil yang menyeru setiap muslim dengan metode dan tutur kata
yang fasih kepda jihad,perang,militerisme, memperkuat sarana
pertahanan,pertempuran dengan semua jenisnya: darat, laut, dan lain-lain, dalam
segala situasi dan kondisi.
Beberapa Ayat Al Qur’an
tentang Jihad
1.
“Telah di wajibkan atas kamu
berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui” (Al-baqarah :216)
“
kutiba “ artinya “ furidha’ (diwajibkan)
2.
(Ali-Imran : 156-157)
“Dharabu
fil ardhi” artinya : Keluar untuk berjihad “Ghuzzan” artinya : Bertempur.
3.
(Ali-Imran
: 169-170)
4.
(An-Nisa
: 74)
5.
(Al
-Anfal : 60)
6.
(At-taubah
: 14-15,29,41,81-83,88-89,111)
7.
(Muhammad
: 20-21)
Adapun
tentang “Peraturan” Allah swt. Berfirman dalam surat Ash-Shaf, “Sesungguhnya
Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”(Ash-shaf:4).
8.
(Al-fath:18-19)
Selain
itu ada beberapa nukilan Hadits mengenai keutamaan Jihad
Berikut
ini nukilan beberapa hadits tentang hal ini:
Beberapa
Hadits Nabi tentang Jihad
Dari
Abu Hurairah ra. Berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Demi
Dzat yang diriku ada di tangan-Nya. Kalau bukan karena beberapa orang dari
kalangan mukminin, yang tudak suka bila mereka teringgaldariku,sementara aku
juga tidak mempunyai Sesuatu untuk membekali mereka,niscaya aku tidak pernah
ketinggalan dalam suatu peperangan pun di jalan Allah. Demi Dzat yang diriku
ada di tangan-Nya,saya sungguh ingin terbunuh di jalan Allah kemudian hidup lagi
, kemudian terbunuh dan hidup lagi , kemudian terbunuh dan hidup lagi ,kemudian
terbunuh.”(HR. Bukhari dan Muslim)
2.
Dari abu Hurairah ra., Sesungguhnya Rasullah saw,bersabda,
“Demi
dzat yang diriku ada ditangan-Nya,tidaklah seseorang terluka di jalan Allah,
Allah lebih tahu siapa yang terluka di jalan Allah,kecuali ia datang pada
Hari Kiamat;warna(luka)nya warna darah, tetapi baunya aroma misik.”
3.
Dari Abdullah bin abu Aufa ra. , sesungguhnya Rasululllah saw bersabda , “
Ketahuilah Bahwa surga itu ada di bawah kilatan pedang ,”(HR.Bukhari,Muslim,dan
Abu Daud)
4.
Dari Zaid bin Khalid Al-jahniy ra., Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda,
“barangsipa
menyiapkan kendaraan Perang di jalan Allah berarti ia Ikut berperang ,dan
barangsiapa Menggantikan peran sang Mujahid dengan sebaik-baiknya,berarti ia
pun telah ikut berperang.” (HR. Bukhari,Muslim,abu
Daud dan Tirmidzi)
kat-kata
“Ikut Berperang “ Maksudnya : Mendapatkan pahala perang.
5.
Dari Abdulla bin Abu Aufa ra., Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda
“Ketahuilah bahwa surga itu ada
dibawah kilatan pedang. (HR. Bukhari,Muslim, dan Abu daud).
Hukum
Jihad menurut Para Ahli Fiqih
1. Penulis
Buku Majma’ul Anhar fi syarhi Multaqal Abrar menetapkan hukum
–hukum Jihad dalam Mahzab hanafi seraya berkata,” Jihad dalam Pengertian Bahasa
adalah Pengerahan segenap potensi dengan Ucapan dan Tindakan.
Sedangkan Menurut Syariat, berarti memerangi orang kafir dan sebangsanya ,
dengan memukulnya, merampas hartanya, menghancurkan tempat ibadahnya, dan memusnahkan
berhala-halanya.
2. Berkata
pengarang buku Bulghatus Salik Liaqrabil
Masalik Fi Madzhabil Imam Malik, “Jihad di jalan Allah demi meninggikan
kalimah-Nya setiap tahun adalah fardhu Kifayah.
3. Dalam
matan Al-Manhaj oleh Imam NawawiAsy-syafi’I disebut kan ”Jihad
, pada Masa Rosulullah saw. Adalah fardhu kifayah, dukikatakan juga fardhu ‘ain
. Adapun masa setelahnya untuk orang-orang kafir, ada dua keadaan :
Pertama, Jika
mereka berda di negerinya sendiri ,jihad hukumnya fardhu kifayah; jika sudah
ada dari kaum muslimin yang menunaikan dan mencukupinya, gugurlah kewajiban ini
dari yang lain.
Kedua,
Jika mereka masuk ke negeri kita, maka wajib bagi warganya yang mampu untuk
mempertahankanya. Jika kondisi mengharuskan adanya peperangan , wajib
bagi yang mampu untuk melakukannya , meskipun mereka kaum fakir, anak, dan
penghutang, tanpa perlu meminta izin kepada siapa pun.”
4. Dalam buku Al-Mughniy karangan Ibnu Qudamah
Al-Hambali disebutkan, “Jihad adalah fardhu Kifayah. Ditetapkan tiga
keputusan selanjutnya dalam tiga
keadaan:
Pertama, jika kedua pasukan telah berhadap-hadapan maka
haram bagi orang hadir ditempat itu untuk lari. Wajib baginya berperang.
Kedua, jika orang-orang kafir masuk dalam suatu negeri,
maka diwajibkan kepada warganya untuk mempertahankan dan memeranginya.
Ketiga, jika imam meminta kepada masyarakat untuk maju
berperang, maka wajib bagi mereka memenuhi panggilan ini bersamanya. Jihad
dilakukan minimal setahun sekali.”
5. Berkata
Syaukan dalam buku Sailul Jarar, “ Dalil-dalil
tentang wajibnya jihad dalam Kitabullah dan Sunah Rasul
sangatlah banyak jika dituliskan di sini . namum ia tidaklah Fardhu kecuali
kifayah; jika sudah ada sebagian yang menunaikan maka yang lain telah
gugur kewajibanya.Adapun sebelum ada yang menunaikan ,ia fardhu ‘ain setiap
Mukallaf. Demikian juga wajib hukumnya bagi orang yang diminta berangkat jihad
oleh imam.ia harus berangkat , dan ia mendpatkan ketetapan hukum wajib
dengannya.”
Kini
dapat dipahami bahwa seluruh ahlul’ilmi, baik para
mujtahid maupunMuqallid-nya , baik ulama salaf maupu khalafnya, sepakat
bahwa jihad adalah fardu kifayah bagi umat islam untuk menyebarkan dakwah , dan
Fardu ‘ain untuk mempertahankan dari serangan kaum kufar.
Untuk
Apa Muslim Berperang ?
Maka kini Mereka mengakui bahwa “ Mempersiapkan diri untuk perang
adalah langkah yang paling menjamin bagi terwujudnya perdamaian “. Allah swt.
Mewajibkan jihad kepada kaum muslimin bukan sebagai alat pemusnah orang kafir
atau sarana bagi kepentingan pribadi, tetapi sebagai perlindungan bagi dakwah
dan jaminan bagi perdanmain, selain sebagai media untuk menunaikan misi
(risalah) agung yang di pikulkan pundak kaum muslimin;
Seorang muslim tatkala ia keluar untuk berjihad , di benaknya hanya satu pikiran
: berjihad agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi. Seorang muslim harus
mempersembahkan darah dan nyawanya sebagai tebusan bagi aqidahnya dan demi
menegakkan hidayah bagi seluruh umat manusia.
Dari Abu hurairah bahwa seseorang bertanya,” wahai rasul Allah ada orang yang
menginginkan jihad fi sabilillah , sementara dia menghendaki
perhiasan dunia ?” Rasulullah menjawab ,ia tidak mendapatkan pahala apa-pa.”
Pertanyaan itu di ulangi sampai tiga kali dan setiap kali selalu di jawab
Rasulullah ,” ia tidak mendaptkan apa-apa(HR. Abu Daud)
Kasih
Sayang Dalam Jihad Islam
Jika
Jihad dalam islam memiliki semulia-mulia tujuan , maka sarananya pun adalah
seutama-utama sarana.
Allah swt. Mengharamkan permusuhan .Allah swt. Berfirman ,
“Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah
Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Al-maidah:87).
Allah Membimbing kaum muslimin menuju kasih sayang yang paripurna. Mereka ,
ketika berperang tidak melampaui batas, tidak bertindak aniaya, tidak menyiksa
tubuh manusia, tidak mencuri, tidka merampok harta, tidak melukai kehormatan
dan tidak membuat derita. Di kala perang, mereka adalah sebaik-baik pasukan
perang, dan di kala damai , mereka adalah sebaik-baik pelaku perdamaian.
Yang
Termasuk Jihad
Sering kita dengar dari kalangan muslimin bahwa memerangi musuh adalah
“Jihad kecil” . Adapun “ Jihad besar “ dalah memetangi hawa nafsu. Banyak yang
berdalil dengan sebuah riwayat, “Kita pulang dari Jihad kecil menuju Jihad
besar.” Para Sahabat bertanya, “Apakah jihad besar itu?” Rasulullah saw.
menjawab, “Jihad terhadap hati atau jihad melawan hawa nafsu.”
Berkata
Amirul Mukminin dari Hadits Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Tasdidul Qaus, “Hadits
itu memang sangat masyur , namun sebenarnya ia adalah ucapan Ibrahim bin ‘Ablah.”
Mar’ah
Muslimah
Sudah
saatnya bagaimana kita melihat hokum-hukum Islam dari kacamata yang bersih dari
hawa nafsu, dan juga nilai-nilai yang wajib mereka pahami dari hokum Islam
dalam masalah ini.
Pertama:
Islam mengangkat harkat martabat wanita dan menjadikannya partner laki-laki
dalam hak dan kewajiban.
Kedua:
Membedakan laki-laki dan wanita dalam bentuk hak, sesungguhnya yang terjadi
menyusul adanya perbedaan-perbedaan penciptaan yang sudah pasti ada di antara
keduanya.
Ketiga:
Antara wanita dan laki-laki terdapat fitrah ketertarikan yang kuat satu sama
lain.
Secara ringkas Islam membicarakan
pandangannya tentang wanita di masyarakat yang termuat dalam butir-butir
berikut:
Pertama: Kewajiban Mendidik Wanita
Islam
melihat adanya kewajiban untuk memperbaiki dan mentarbiyah akhlak wanita dengan
keutamaan-keutamaan dan kesempurnaan sejak dini.
Kedua: Membedakan Antara Wanita dan
Laki-laki
Islam
melihat bahwa ikhtilat (campur aduk) antara wanita dan laki-laki itu berbahaya.
Islam memisahkan antara keduanya kecuali dengan cara menikah. Oleh karena
itulah, maka masyarakat Islam adalah masyarakat tunggal bukan bersifat ganda.
Kepada Mahasiswa
Menuju
Amal
“Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.” (Ash-shaff: 2-3)
Ikhwan
telah menegaskan kepada kalian tentang universalitas, daya jangkau,dan daya
sentuh ajaran islam atas seluruh aspek kehidupan umat , baik yang sedang
bangkit ,yang telah mapan, yang baru tumbuh , maupun yang sudah maju. Sebagian
mereka memperbincangkan tentang “sikap Islam terhadap nasionalisme”. Islam
mengingatkan pada kalian bahwa nasionalisme Islam adalah nasionalisme yang
paling luas batasnya, yang paling integral eksistensinya, dan paling abadi.
Agama
dan Politik
Sedikit
sekali Anda jumpai orang yang berbicara kepada Anda tentang politik dan Islam,
kecuali anda akan melihat orang tadi memisahkan dengan pemisahan yang
sejauh-jauhnya antara politik dan Islam. Dari pemahaman inilah kemudian sebuah jam’iyah yang
berorientasi ke sana di namakan jam’iyah islamiyah, bukan siyasih. Di
situ yang ada hanya integrasi spiritual keagamaan yang tidak ada unsur politik
di dalamnya.
Anda
bisa melihat pada pengguliran undang-undang dan sistem yang ada di
organisasi-organisasi Islam bahwa jam/’iyah(organisasi) tidak
membahas masalah-masalah politik. ketika saya berbicara tentang politik praktis
pada kesemapatan ini, maka yang saya kehendaki adalah politik umum. Yakni
melihat persoalan-persoalan umat, baik internal maupun eksternanl yang sama
tidak terkait dengan hizbiyah (Kepartaian).
Maka mereka berusaha memberikan pemahaman kepada kaum muslimin bahwa Islam
adalah sesuatu , sementara masalah social adalah sesuatu yang lain . Islam
adalah sesuatu dan peradaban bukan bagian darinya. Islam adalah sesuatu yang
harus berada pada jarak yang jauh dari politik.
Substansi makna yang merendahkan fikrah islamiah dan ruang sempit yang di
batasi oleh makna Islam semacam inilah yang diupayakan oleh musuh-musuh Islam
untuk mempersempit ruang gerak kaum muslimin di dalamnya dan melecehkan mereka
seraya (Musuh-musuh itu) Mengatakan, ”kami berikan kepada kalian kebebasan
beragama.” padahal Undang-Undang Dasar Negara telah mengariskan bahwa agama
resmi Negara adalah Islam.
Islam
Yang Utuh
Islam
adalah aqidah ,dan Ibadah , Negara dan kewarganegaraan, toleransi dan kekuatan
,moral dan material ,peradaban dan perundang-undangan. Sesungguhnya seoarang
muslim dengan hukum Islamnya dituntut untuk memperhatinkan semua persoalan
umat.
Seorang muslim tidak akan sempurna
Islamnya kecuali ia seorang politisi, mempunyai jangkauan pandang yang jauh,
dan mempunyai kepedulian yang besar terhadap umatnya.
Mustahil ikhwan meniti jalan yang bukan jalan mereka, atau beramal untuk
sebuah fikrah yang bukan fikrah mereka,atau mensibghah diri dengan
warna yang bukan warna Islam yang Hanif. ”Shibghah Allah. Dan siapakah
yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami
menyembah.” (Al-Baqarah :138)
Politik
Internal
Politik
adalah makna internalnya seperti mengatur roda pemerintahan, menjelaskan
tugas-tugasnya, merinci hak-hak dan kewajiban-kewajibanya, mengontrol dan
membantu para petinggi agar mereka ditaati jika berbuat baik dan diluruskan
jika menyimpang sungguh islam telah memperhatinkan sisi ini , telah meletakkan
kaidah-kaidah dan prinsip-prinsipnya , merinci hak-hak pemerintahan dan hak-hak
yang diperintah (rakyat) , menjelaskan sikap-sikap yang zhalim dan yang
dizhalimi, serta menggariskan batas-batas (hukuman) yang tidak boleh di larang
dan di lampaui.
Rasulullah saw. bersabda,
“sesungguhnya
jihad yang paling utama adalah kata-kata yang benar di depan penguasa durjana.”
Ajaran Al-Qur’an tidak pernah lepas dari kendali kekuasaan ,politik
pemerintahan merupakan bagian dari agamadan diantara kewajiban seoarang muslim
adalah harus mempunyai kepekaan dalam memberi jalan keluar kepada pemerintahan
dalam permasalahan politik sebagaimana memberi jalan keluar dalam permasalahan
ruhiah .inilah sikap Islam terhadap politik internal.
Politik
Eksternal
Jika yang dikehendaki dari politik adalah makna eksternalnya, yakni
menjaga kebebasan dan kemerdekaan umat, menanamakan rasa percaya diri ,
kewibawaan dan meniti jalan menuju sasaran-sasaran yang mulia , yang dengan
cara itu umat akan memiliki harga diri dan kedudukan yang tinggi di kalangan
bangas-bangsa lain, membebaskannya dari imperialisme dari campur tangan bangsa
lain dalam urusannya , dengan menetapkan pola interaksi bilateral maupun
multilateral yang menjamin hak-haknya,serta mengarahkan semua Negara menuju
perdamaian internasional yang peraturan ini biasa mereka sebut Hukum
Internasional.
“Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(Ali-Imran : 110)
Hak-
hak Internasional
Politik
Islam, baik internal maupun eksternal sangat menghargai hak-hak nonmuslim, baik
hak-hak internal, maupun hak-hak kenegaraan bagi minoritas nonmuslim. Ini semua
karena Wibawa Islam di mata Internasioanl adalah Kharisma yang paling
prestisius sepanjang sejarah.
”Dan jika mereka condong kepada
perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Anfal:61)
Islam
menjamin hak-hak minioritas dengan nash Al-Qur’an sebagaimana
firman Allah,
“Allah tidak melarang kamu untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.”(Al-Mumtahanah :8)
Keluasan
Tasyri’ Islami
Ta’alim
dan politik Islam sama sekali tidak mengandung substansi makna yang usang dan
ketinggalan zaman. Bahkan ia merupakan tata perundang-undangan (tasyri’) yang
paling jeli dan utuh. Bahwa tasyri’ islami telah mendahalui tata
perundang-undangan mana pun dalam hal kejelian di bidang hukum, presentasi
permasalahan, dan keluasan sudut pandang. Islam member pahala dalam berijtihad
dengan menepati syarat-syaratnya, menetapkan kaidah mashlahah mursalah,
mengategorikan ‘urf (adat isiadat) sebagai salah satu penentu keputusan hukum,
dan sangat menghargai pendapat imam. Kaidah-kaidah ini semuanya menjadikan
tasyri’ islami pada posisi puncak di antara perundangan-undangan dan
hokum-hukum yang ada.
Partai
Politik
Makna itu adalah politik sama dengan Kepartaian (al-hizbiyah)
Tentang Partai politik, Saya melihat bahwa kewajiban memberi nasihat kepada
umat, khususnya dalam situasi seperti ini. Khususnya pada decade ini, di saat
kita menapaki era baru dan ingin membangun bangsa kita kokoh, yang hal itu
membutuhkan penyatuan potensi, terkumpulnya berbagai kekuatan, pemanfaatan
setiap spesialisasi, dan mencurahkan waktu sepenuhnya untuk upaya-upaya
perbaikan.
Kepartaian
dan Campur Tangan Asing
Dapat
diyakini bahwa campur tangan asing dalam urusan umat itu tidak akan masuk
kecuali melalui pintu persengketaan, perselisihan, dan system kepartaian yang
buruk. Sesunggunya bangsa yang belum sempurna kemerdekaannya. Masih dalam
kebimbangan, ambisi serta mengikis habis ambisi ini kecuali dengan persatuan
dan kesatuan.
Jika sebuah bangsa yang telah
sempurna kemerdekaannya dan telah menemukan jati dirinya, diperkenankan dalam
membentuk kelompok(partai-partai) dalam masalah-masalah yang bukan esensial,
maka hal serupa tidak dapat berlaku di Negara yang baru tumbuh.
Tidak
Ada Partai Politik di Mesir
Diyakini
bahwa partai-partai politik di Mesir sekarang tidak lebih dari partai politik
karbitan daripada sungguhan, karena yang mendorong kemunculannya bersifat
inisiatif perorangan daripada nasional. Tugas serta factor-faktor yang
melatarbelakangi pembentukan partai-partai itu kini sudah tidak ada lagi.
Islam
Tidak Merekomendasikan Kepartaian
Sesuungguhnya
bangsa yang bersatu sama sekali tidak akan merekomendasi, tidak merelakan, dan
tidak merelakan, dan tidak menyetujui adanya system kepartaian. Al-Qur’an
sendiri mengatakan,
“Dan berpegang teguhlah kalian
semuanya dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.”
(QS. Ali Imran : 103)
Kebebasan
Berpendapat
Bedakanlah antara kepartaian yang sloganya adalah kebebasan pendapat dan
kebebasan berselisih dalam berbagai pandangan, baik yang umum maupun detailnya,
dengan kebebasan berpendapat yang dibolehkan dan dianjurkan dalam islam dan
usaha mengkaji berbagai sudut pandang yang terungkapkan dalam rangka mencari
kebenaran.
Khatimah
Wahai Ikhwan !
Adapun kalian , sungguh kalian telah beriman kepada prinsip-prinsipnya itu
semuanya, kalian yakni bahwa Allah akan memenangkan perkaranya. Untuk itu
kalian sudah memilki argumentasi ilmiah , landasan historis ,kondisi geografis,
dan dukungan Rabbani, serta mendapatkan kabar gembira dalam firman Allah ,
Tuhan Semesta Alam.
“Dan Kami hendak memberi karunia
kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan
mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).” (Al-Qashash:5)
Muktamar
Keenam
Siapakah
Ikhwanul Muslimin
Ingatlah
baik-baik wahai Ikhwan!
Kalian
adalah ghuraba’ (orang yang dianggap asing) yang mengadakan perbaikan di tengah
kerusakan manusia. Kalian adalah kekuatan baru yang di kehendaki oleh Allah
untuk membedakan yang haq dan yang batil di saat pembeda di antara keduanya
telah kabur. Kalian adalah da’i-da’I Islam, pemabawa risalah Qur’an, penghubung
antara langit dan bumi, pewaris Nabi Muhammad saw., dan para khalifah dari
generasi sahabat.
Komitmen
Tidak
ada satupun di antara kalian, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam
mu’tamar ini. Kalian mengorbankan jiwa dan harta tidak lain hanya bersandar
kepada Allah, dengan mengharap pertolongan dan pahala dari-Nya.
“Cukuplah Allah sebagai Pelindung
dan cukuplah Allah sebagai Penolong.”
(QS. An-Nisa’: 45)
Pemahaman
Kalian
harus memahami Islam dengan pemahaman yang bersih, pemahaman yang jauh dai
kebekuan dan keserbabolehan, keruwetan filsafat, dan dari sikap berlebihan maupun meyepelekan,
bersandar pada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, juga sejarah Salafush Shalih,
hati yang bersih, dan akal yang jernih. Harus mengenal Islam adalah aqidah dan
ibadah, Negara, dan bangsa , moral dan materi, toleransi dan kekuatan,
peradapan dan perundang-undangan.
Ukhuwah
Setiap
syu’bah (cabang) Ikhwan merupakan kesatuan ruh dan hati yang disatukan oleh
tujuan yang luhur: satu cita-cita, satu penderitaan, dan satu perjuangan.
Kesatuan yang harmonis ini ada karena antara satu dengan yang lainnya saling
mengikat, saling berhubungan, saling menyayangi, dan saling menghargai.
Masing-masing merasa sebagai bagian yang pentingmdari yang lainnya, bagaiakan
batu-bata bangunan yang saling menguatkan.
Jihad
Allah
telah memberkati jihad kalian, menyebarkan fikrah kalian, dan menyatuka hati
kalian. Hari demi hari syu’bah dan orang-oran yang mendukung prinsip-prinsip
kalian makin bertambah. Padahal, dahulu mereka tidak tahu, pesimis akan
keberhasilannya, bosan, atau bahkan membuat maker terhadapnya. Hal ini
menandakan bahwa dakwah kalian telah sampai dan menyentuh berbagai lapisan
masyarakat, serta mendapat dukungan dari berbegai kalangan.
Pengorbanan
Dakwah
kalian adalah dakwah yang suci, jamaah kalian adalah jamaah yang mulia; sumber
keuangan kalian dari kantong-kantong kalian dan bukan dari orang lain.
Sesungguhnya seseorang, organisasi, pemerintah, ataupun daulah tidak memperoleh
seperti apa yang kalian rasakan. Hal ini tidak terlalu besar bagi dakwah,
karena dakwah menuntut pengorbanan minimal: Jiwa dan harta.
Ikhlas
Dakwah
bukan untuk kesombongan dan bermegah-megahan, tetapi untuk disadari bahwa Allah
telah menetapkan dakwah kalian ini berpangkal dari keimanan, keikhlasan,
pemahaman, kesatuan, dukungan dan pengorbanan.
“Sesungguhnya Allah telah membeli
dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka, dengan member surge untuk
mereka.” (QS. At-Taubah:111)
Apakah
Gerakan Dakwah Kita Tertutup
Gerkan
Ikwanul Muslimin bukanlah gerarkan yang tertutup. Karena telah banyak yang menjelaskan melalui berbagai risalah Ikhwan,
tulisan-tulisan, dan ceramah-ceramah. Dijelaskan bahwa secara ringkas sebagi
peringatan bagi yang lupa dan pemberitahuan bagi yang belum tahu.
Tujuan
Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul
Muslimin berjuang untuk mencapai tujuan:
1. Tujuan
jangka pendek: tujuan ini dapat dirasakan sejak seseorang bergabung dalam
jamaah ini, atau ketika jamaah Ikhwan tampil berjuang di medan umum.
2. Tujuan
jangka panjang: yaitu tujuan yang memerlukan waktu dan perjalanan panjang,
persiapan, dan takwin (pembentukan) yang ihsan.
Di
Antara Kerusakan Sistem Sosial Di Mesir
Di
Negara ini terdapat banyak SDA dan lain sebagaianya. Setiap orang asing yang
singgah di Mesir merasa sembuh dari sakitnya, kaya darim kemiskinannya,
terhormat setelah terhina, dan damai setelah berputus asa dengan kesengsaraan.
Akan tetapi, bagi orang Mesir sendiri, apa yang sudah diperolehnya? Tidak ada
sama sekali! Adakah kebodohan, kemiskinan, penyakit, penyakit dan kelemahan
tersebar di Negara berperadapan maju.
Penyakit
dan Obatnya
Sebab
kebobrokan karena karena system social yang berlaku di Mesir merupakan kebobrokan yang harus
segera mendapatkan perbaikan. Sejak 100 tahun, Eropa telah menjajah secara
poitis, militer, undang-undang, pendidikan, bahasa, ilmu pengetahuan, dan seni.
Oleh
karena itu, tujuan Ikhwanul Muslimin bias di ringkas menjadi dua kalimat:
1. Kembali
pada undang-undang Sosial Islam.
2. Membersihkan
diri secara total dari seluruh kekuatan asing.
“Maka bersabarlah kalian, sesungguhnya janji
Allah adalah benar.” (QS. Ar-Rum :
60)
Sarana
Ikhwanul Muslimin
Adapun
sarana dan cara yang kita pakai secara umum adalah memeberikan kemantapan dan
menyebarkan dakwah dengan berbagai sarana.
Meyeleksi pribadi-pribadi yang baik untuk menajdi pendukung dakwah yang
memiliki suara di lembaga pemerintah dan didukung oleh kekuatan eksekutif.
Tentu saja tidak dapat dipungkiri. Tidak ada dakwah tanpa jihad dan tidak ada
jihad tanpa pengorbanan.
Ikhwan
dan Politik
Kami
bukanlah politikus yang mendukung satu partai yang lain. Adapun kalau kami
terlibat dalam aktivitas politik seperti itu. Adapun kalau kami dikatakan
sebagai politikus, dalam arti kami memiliki perhatian terhadap umat kita, kami
yakin bahwa kekuatan tanfidziyah
termasuk bagian ajaran dan hukum Islam.
Ikhwan
dan Pemerintah
Sikap
kami terhadap pemerintah Mesir dengan berbagai corak-nya, bagaikan sikap
seorang penasehat yang menginginkan kebaikan dan kelurusan. Mudah-mudahan Allah memperbaiki kerusakan
ini, meskipun dari berbagai pengalaman saya yakin bahwa apa yang kami kehendaki
berseberangan dengan mereka.
Ikhwan
dan Partai Politik
Adapun
sikap kami terhadap partai-partai politik, kami katakana bahwa kami tidak
memihak dan tidak berjuang untuk salah satunya. Ikhwanul muslimin tidak peduli
dengan hal-hal tesebut. Oleh karena itu, mereka memandang partai-partai itu
dengan satu pandangan dan mereka mengumandangkan dakwah mereka yang merupakan
warisan Rasulullah saw. di atas partai-partai.
Ikhwan
dan Organisasi-Organisasi Islam
Adapun
sikap kami terhadap organisasi-organisasi Islam dengan segala tendensasinya,
adalah sikap cinta, ta’awun, dan loyal. Kami berusaha mengadakan pendekatan
pandangan dan pemikiran demi membela kebenaran dengan jiwa ta’awun dan
mahabbah. Perbedaan ijtihad fiqih dan keberagaman madzhab tidak menjauhkan
kita.
Kalimat
Kebenaran
Kami
ingin menyampaikan satu kalimat kepada orang-orang yang masih menganggap bahwa
Ikhwan bekerja untuk kepentingan pribadi atau golongan. Bertaqwalah wahai
manusia, dan janganlah Anda berbicara sesuatu yang Anda tidak mengetahuinya.
”Dan orang-orang yang menyakiti
(orang-orang) mukminin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”
(QS. Al-Ahzab : 58)
Apakah
Kita Para Aktivitas
Kepada
putra-putri Islam yang Penuh Semangat
Kepada
kelompok ini, yang berkepribadian mulia, yang berhati jernih, yang bercita-cita
tinggi, yang berjiwa terhormat, yang cinta bekerja, dan menjadi tunpuan
harapan. Kami katakana, “Kalian kini berada di hadapan seruan dakwah yang baru.
Kaum muda menyeru kalian untuk bekerja bersama mereka dan bergabung dengannya
untuk menuju suatu tujuan , yang ia adalah cita-cita setiap muslim dan harapan
setiap mukmin. Adalah hakmu bertanya tentang sejauh mana persediaan sarana
operasional jamaah. Dan kewajibanmu pula untuk mengetahui lebih dalam apa-apa
diserukannya kepadamu.”
Yayasan-Yayasan
dan Proyek-Proyek
Kami
adalah jamaah yang banyak menyelenggarakan proyek-proyek yang berorientasi pada
kemaslahatan social, kemudian meninggalkan pengaruh yang positif di suatu wilayah. Ikhwanul
muslimin juga dibangun lembaga pendidikan Islam Hira’ untuk anak-anak, dan
sekolah untuk kaum ibu muslimah dalam rangka member bekal kepada mereka
bagaimana mendidik putra-putrinya.
Mempersiapkan
Generasi
Generasi
muda adalah rahasia kehidupan umat dan sumber mata air kebangkitannya. Sesungguhnya sejarah umat adalah sejarah para
tokoh yang dilahirkannya, yang memiliki mentalitas kuat dan hasrat nan
memebara. Kuat lemahnya uamt sesungguhnya diukur dari sejauh mana kemampuan
“rahim” umat itu melahirkan tokoh-tokoh yang memenuhi syarat sebagai pelopor.
Menentukan
Sarana dan Menyandarkan Pada Prinsip
Ikhwanul
muslimin mengemban misi utama pembinaan jiwa, pembaruan mental, pengokohan
akhlak dan penumbuhan sikap kesatria yang lurus. Inilah fondasi yang diatasnya
bakal ditegakkan kebangkitan umat.
Kedudukan
Shalat
Sangat
dipahami bahwa kedudukan Shalat dalam Islam bagaikan kedudukan kepala atas
jasad. Shalat adalah pilar Islam yang kekal abadi. Ia juga penyejuk jiwa bagi
yang menegakkannya, penenang hati, dan penghubung antara hamba dengan Tuhannya.
Jihad
adalah Kehormatan Kami
Kedudukan
Jihad adalah sangat mulia dan jamaahlah yang harus menunaikannya. Ikhwanul
Muslimin generasi pertama pun tidak menyianyiakan potensinya untuk terlibat,
karena mereka demikan memahami posisinya di hadapan agama ini dan mengetahui
pula bahwa Nabi saw. bersabda, “Barang siapa menemui Allah tanpa tanda bahwa
dirinya telah jihad, ia menemui Allah dalam keadaan cacat (sumbing).” (HR. Tirmidzi)
Hak
Al-Qur’an
Hal
seharusnya dijaga namun hilang, sesuatu yang seharusnya menjadi pokok diabaikan
padahal Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai kitab dan aturan yang tegas, dan
undang-undang yang integral sebagai pilar bagi agama dan dunia ini.
Al-Qur’an
yang wajib ditunaikan oleh umat Islam ada tiga:
Pertama,
memperbanyak membacanya (tilawah) dengan niat taqarrub kepada Allah swt.
Kedua,
menjadikannya sebagai sumber hukum agama yang senantiasa dikaji dan digali,
serta dijadikan rujukan.
Ketiga,
Menjadikan sumber undang-undang dunia, yang harus dipetik nilai-nilainya dan
diterapkan dalam realitas kehidupan.
Mahaj
Ikhwan dan Timbangannya
Kaji
ulanglah berbagai insitusi yang ada di masyarakat, dapat tergambar dengan jelas
bahwa kunci keberhasilan dalam setiap kebangkitan adalah tersedianya manhaj dan
orang-orang yang siap bekerja mengikuti petunjuknya (manhaj itu), tanpa bosan
dan tanpa surut.
Risalah Ta’alim
Marilah
beraktivitas , wahai saudaraku yang berhati tulus !
“Dan
Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan.” (At-taubah:105)
Wahai
Ikwan yang Tulus …!
Rukun
bai’at kita ada sepuluh, hafalkanlah : fahm(Pemahaman) , ikhlas,
amal (aktivitas),jihad, tadhiya (Pengorbanan), taat (kepatuhan), tsabat (Keteguhan), tajarrud(kemurnian), ukhuwah, dan tsiqah (Kepercayaan).
Fahm
Yang saya maksud dengan fahm (Pemahaman) adalah bahwa
engkau yakin bahwa fikrah kita adalah “ fikrah islamiyah yang bersih”.
Hendaknya engkau memahami islam, sebagaimana kami memahminya dalam
batas-batas ushul al-‘isyrin (dua puluh prinsip)
Ikhlas
Yang kami kehendaki dengan ikhlas adalah bahwa seorang al-akh muslim
dalam setiap kat-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan
semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan
aspek kekayaan, penampilan pangkat, gelar , kemajuan , atau keterbelakangan.
Dengan itulah ,ia menjadi tentara fikrah adan aqidah, bukan tentara kepentingan
dan ambisi pribadi.
” Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah).” (Al-An’am: 162-163)
Amal
Yang
saya maksud dengan amal (aktivitas) adalah bahwa ia merupakan buah dari ilmu
dan keikhlasan
Adapun tingkatan amal yang di tuntut dari seorang akh yang
tulus adalah : perbaikan diri sendiri, pembentukan keluarga muslum, bimbingan
masyarakat, pembebasan tanah air dari setiap penguasa asing non muslim baik
secara politik,ekonomi, maupun moral, memperbaiki keadaan pemerintah, usaha
mempersiapkan seluruh asset negeri di dunia ini untuk kemaslahatan umat islam,
Penegakan kepemimpinandunia dengan penyebaran dakwah islam di seantero negeri.
Jihad
Yang
saya maksud dengan Jihad adalah sebuah kewajiban yang tetap hukumnya hingga hari
kiamat. Rasulullah saw Bersabda .,” Barangsiapa mati, sementara ia belum pernah
berperang atau berniat untuk berperang , ia mati dalam keadaan jahiliah .“
Peringkat pertama jihad adalah pengikaran dengan hati, dan peringkat
terakhirnya adalah perang di jalan Allah. Sedangkan antara keduanya terdapat
jihad dengan lisan , pena, tangan, dan kata-kata yang benar di hadapan penguasa
yang zhalim.
“Dan
berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya”
(Al-Hajj;78).
Tadhiyah
Yang
dimaksud dengan tadhhiyah (Pengorbanan) adalah
Pengorbanan jiwa , harta , waktu , kehidupan, dan segala sesuatu
yang di punyai oleh seseorang untuk meraih tujuan. Tidak ada perjuangan di
dunia ini , kecuali harus disertai dengan pengorbanan.
“Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka.” (At-taubah:111)
Taat
Yang
dimaksud dengan taat (kepatuhan) adalah menjalankan perintah dan
merealisasikannya dengan serta merta , baik dalam kedaaan sulit maupun mudah ,
saat bersemangat maupun malas . demikian itu karena tahapan dakwah ini
ada ta’lif , takwin, tanfidz.
Tsabat
Yang
dimaksud dengan Tsabat(keteguhan) adalah bahwa seorang akh hendaknya senantiasa
bekerja sebagai mujahid di jalan yang mengantarkan pada tujuan, betapapun jauh
jangkauannya dan lama waktu nya , sehingga bertemu dengan Allah dalam keadaan
demikian, sedangkan ia telah berhasil mendapatkan salah satu dari dua kebaikan
: meraih kemenangan atau syahid di jalan-Nya .
“Di
antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di
antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya).”
(Al-Ahzab:23)
Tajarrud
Yang
dimaksud dengan tajarrud (kemurnian) adalah bahwa engkau harus
membersihkan pola pikirmu dari berbagai prinsip nilai lain dan pengaruh
individu , karena ia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengkap fikrah.
“Shibghah
Allah.Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya
kepada-Nya-lah kami menyembah”(Al- Baqarah: 138)
Ukhuwah
Yang
dimaksud dengan ukhuwah adalah terkaitnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah.
Aqidah adalah sekokoh-kokoh ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah saudara
keimanan , sedangkan perpecahan adalah saudara kembar kekufuran . kekuatan yang
pertama adalah kekuatan persatuan ; tidak ada persatuan tanpa cinta kasih
adalah kelapangan dada dan maksimalnya adalah itsar( Mementingkan
orang lain dari diri sendiri)
Tsiqah
Yang
dimaksud dengan tsiqah (Kepercayaan) adalah rasa puasnya
seorang tentara atas komandannya , dalam hal kapasitas kepempiminannya maupun
keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang menghasilkan perasaan cinta,
penghargaan, penghormatan, dan ketaatan.
“Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya.“ (An-Nisa: 65)
Nizhamul
Usar
Usrah
Islam
menekankan perlunya pembentukan usar (usrah-usrah) dari pengikut-pengikutnya,
yang dapat membimbing mereka kepada punjak keteladanan, mengokohkan ikatan
hatinya, dan mengangakat derajat ukhuwahnya;
Sedangkan
pilar-pilar ikatan ini ada tiga:
1. Ta’aruf
(Saling Mengenal)
2. Tafahum
(Saling Memahami)
3. Takaful
(Saling Menanggung Beban)
Al-Aqa’id
1. Definisi
Aqaid
adalah perkara-perkara yang hati Anda membenarkannya, jiwa Anda akan menjadi
tentram karenanya, dan ia menjadikan rasa yakin pada diri Anda tercampuri oleh
keraguan dan kebimbangan.
2. Tingkatan
kekuatan
Manusia
dalam hal kekuatan dan kelemahan aqidahnya terbagi dalam beberapa tingkatan,
sesuai dengan kadar kemantapan dan kemapanan argumentasi yang ada dalam jiwa
mereka masing-masing.
3. Penghargaan
Islam Kepada Akal
Harus
dipahami bahwa keseluruhan dari akidah ini mendapat pembenaran dari akal dan dikukuhkan oleh analisa yang benar. Oleh
karena itulah, Allah memuliakan akal dengan menjadikannya sebagai salah satu
syarat mukallaf (pemikul beban syariat).
4. Bagian-bagian
Aqidah Islamiah
Aqidah
Islamiah terbagi menjadi empat bagian pokok yakni Al-Ilahiyat, An-Nubuwwat, Ar-Ruhaniyyat, dan As-Sam’iyyat. M
Sifat
Sifat Allah Ta’ala
1. Jika
melihat betapa luar biasanya dunia ini dan alam semesta tentu terbanyang betapa
agungnya pencipta semua ini. Menggambarkan bahwa Sang Pencitpa itu harus
melebihi keagungan yang sempat terlintas dalam akal manusia yang lemah.
2. Globalitas
sifat-sifat Allah dalam Al-Qur’an
Semua
ayat dalam Al-Quran yang menggambarkan mengenai sifat wujud bagi Allah secara
argumentative dibuktikan dengan af’al-af’al-Nya dalam mengatur urusan alam yang
menakjubkan itu.
Ayat
ayat Sifat dan Hadits-Haditsnya
Beberapa
contoh ayat sifat
(QS.
Ar-Rahman : 26-27), (Thaha : 5, 37-39), (Hud : 336-37), (Al-Fath : 10),
(Al-Maidah : 64), (Yasin : 71), (Al-Imran : 28), (Al-An’an : 61), (Al-Mulk :
17), (Fathir : 10), (Al-Ahzab : 57), (At-Tahrim : 12), (Al-Fajr : 21-22) dan
beberapa Hadits lainnya.
Al-Ma’Tsurat
Taqdim
Ini
adalah rangkaian ta’limat ringkas yang dihimpun dari risalah Al-Matsurat oleh
Al-Ustadz Asy-Syaikh Hasan Al-Banna. Ini akan menjelaskan kalimat-kaliamat yang
sulit di mengerti, serta membantu para pembaca untuk memahami makna dan
maksudnya.
Ridhwan
Muhammad Ridhwan
Segala
puji bagi Allah, dan shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan
kami, Nabi Muhammad saw. Beliau adalah sebaik-baik ahli dzikir, pemimpin yang
pandai bersyukur dan panglia yang terbaik shalawat juga tercurah kepada
keluarga, seluruh sahabat, dan orang-orang yang menapaki jalannya, hingga hari
kiamat.
Dalam
hal ini begitu pentingnya dzikir yakni salah satunya dalam beberapa poin yakni
Dzikir di Setiap Kesempatan, keutamaan Dzikir dan orang-orang yang
Melakukannya, Adab Berdzikir, dan Dzikir Berjamaah.
Khatimah
Ikhwanul
Muslimin mempersembahkan wadzifah ini tidak hanya diperuntukkan bagi mereka
saja, tetapi juga bagi seluruh kaum muslimin.
Al-Wazhifah
Jika
mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku;
tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah
Tuhan yang memiliki Arasy yang agung".
(QS. At-Taubah 129).
Masih
banyak ayat yang patut dibaca setiap hari guna meningkatkan kadar keimanan dan
semakin mendekatkan kepada Allah swt.
Wirid
Al-Qur’an
Keutamaan
Al-Qur’an
Al-Qur’an
Al-Karim adalah system yang komprehensif bagi seluruh hokum Islam. Al-Qur’an
adalah sumber mata air yang senantiasa menyirami hati-hati yang beriman dengan
kebajikan dan hikmah. Dan yang paling utama seorang hamba dalam upaya
bertaqarub kepada Allah adalah dengan membacanya.
Kadar
Wirid
Masing-masing
ikhwah memiliki situasi dan kondisi yang berbeda beda. Oleh karena itu, wirid
Al-Qur’an tidak ada pembatasan. Hal ini tergantung kepada kondisi dan kemampuan
masing-masing.
Adab
Tilawah
Adab
tilawah adalah bersungguh-sungguh dalam tadabbur dan tafakkur. Inilah tujuan
awal dari tilawah Al-Qur’an. Adab yang lain yakni menjaga hokum-hukum tajwidnya
yang sesuai dengan kaidah-kaidah makhrijul hurufnya.
Majelis
Istima’
Dan
diantara wirid Al-Qur’an Jamaah Ikhwanul Muslimin adalah berkumpul untuk ber-istima’ kepada kitab Allah dari orang
yang baik bacaannya. Bagi pembaca di majelis Istima’ ini, hendaknya membaca Al-Qur’an secara tartil dengan tetap
memperhatikan adab-adabnya.
Wirid
Hafalan
Bagi
setiap al-akh muslim juga dianjurkan,
dan ini adalah bagian dari wirid qur’ani, agar bersungguh sungguh dengan
segenap kemampuan untuk menghafal apa
yang memungkinkan bisa dihafalnya dari Al-Qur’an
Al-Karim. Ia harus mengkondisikan diri setiap hari untuk menghafal dengan
sebaik-baiknya satu ayat atau beberapa ayat sesuai dengan kadar kemampuannya.
Do’a-Do’a
Siang Malam
Banyak
sekali amalan-amalan Do’a sehari hari yang dapat di amalkan setiap hari. Karena
Rasulullah saw. telah banyak member contoh akan do’a – do’a yang harus di
amalkan dalam kehidupan sehari hari. Do’a tersebut yakni :
·
Do’a Bangun Tidur.
·
Do’a Memakai dan Melepas Pakaian.
·
Do’a Keluar dan Masuk Rumah.
·
Do’a Berjalan Menuju Masjid, Masuk, dan
Keluarnya.
·
Do’a Masuk Kamar Kecil dan Jima’.
·
Do’a Wudhu, Mandi, dan Adzan.
·
Do’a Makan
·
Do’a Tahajjud, Sulit Tidur, dan Mimpi.
·
Do’a Tidur.
·
Do’a Penutup Shalat dan Penutup Majelis.
Do’a-Do’a
Ma’Tsur Dalam Berbagai Kesempatan.
·
Do’a Istikharah yang Syar’i
·
Do’a Shalat Hajat
·
Do’a – Do’a safar (Bepergian)
·
Do’a – Do’a Atas Kejadian – Kejadian
Alam.
·
Do’a – Do’a Pernikahan dan Anak – Anak.
·
Do’a – Do’a Terhadap Apa yang Di Lihat.
·
Do’a – Do’a Keselamatan dan
Penghormatan.
·
Do’a – Do’a Ketika Sakit dan Menjelang
Wafat.
·
Do’a Shalat Tasbih.
Wirid-Wirid
Ikhwan Setelah Wirid Qur’ani dan Wirid Ma’tsurat
·
Wirid Do’a.
·
Wirid Rabithah.
·
Wirid Muhasabah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar